Tampilkan postingan dengan label Puisiku. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Puisiku. Tampilkan semua postingan

Senin, 19 Juni 2017

Kerinduan dalam Pertemuan

Aku berdiri dibawah bumi yang sama denganmu
Menatap senja dilangit sore di tempat yang berbeda
Rindu ini sudah memuncak hingga tak dapat ku membendungnya
Setahun sudah aku tak memandangmu dari jarak dekat
Setahun sudah ku tak mendengar suara indah nan merdu dari bibir mungilmu
Kapan kau kembali menyembuhkan setiap inci rindu
yang menyergap tiap malamku?

Teringat akan kali pertama bertemu,
dalam rindangnya pohon akasia berdiri kokoh meneduhkan kita
Kau menunduk malu menutupi semburat merah muda diwajah ayumu
Kala itu, langit senja pun kalah dengan keindahanmu yang hanya sekejap
Bahkan, mataku tak mau beranjak menatap setiap lekuk wajahmu
Dalam hati, ku ucapkan banyak terima kasih pada petemuan yang tak mengecewakan

Kini, hanya ada kehampaan ditemani bingkai malam bertabur bintang
Tapi, setiaku masih menanti tanpa bosan
Tak berniat ku mendua demi dirimu adinda sayang...
Jika kau kembali, ku ingin mengulang pertemuan waktu itu
Pertemuan yang menciptakan getaran dalam dada
Ku akui sangat berkesan dan menimbulkan jejak yang berarti
Hingga berujung pada jalinan kasih yang terwujud sampai detik ini

Cepatlah kembali sayangku...
Ku ingin menciumi aroma tubuhmu yang menjadi candu bagiku
Memelukmu erat, menumpahkan rindu hingga tak bersisa setitik pun
Aku menunggu pertemuan dalam penantian panjang

Berharap hasilnya takkan sia-sia 

Senin, 27 Maret 2017

Lantai Dua

Menatap keluar dari balik jendela yang membatasi
Ah... aku menanti kehadiranmu melintasi ruangan ini
Untuk melihat walau sekejap namun berarti
Ku berdiri di depan ruang tempat ku menatapmu dari jauh
Tak masalah bagiku, jika mataku masih bisa melihatmu
Lantai dua, tempat ku untuk memperhatikan gerak-gerikmu
Sudah lama, sejak kaki kali pertama menginjak tempat yang sama dengamu

Ada debar setiap kali kedua manik mataku menangkap sosokmu
Tak jarang mata kita saling bertemu dan beradu
Sering pula detak jantungku berpacu kala berpapasan denganmu
Menunduk malu, karena tak ada keberanian menatapmu sedekat itu
Sihir apa yang kau gunakan sampai aku tak bisa berpaling darimu?
Begitu besarkah pesonamu hingga berhasil membuatku memujamu?
Apakah ini tanda-tandanya aku menyukaimu
atau mungkin akan lebih dari ini?
Jangan katakan kalau akhirnya ada rasa selain suka
Cinta misalnya...
Cinta yang bersemi di bangku kuliah
Jika iya, aku tak kan mengelak lagi

Mungkinkah hatiku telah terpaut olehmu?
Tak terbayang jika kau adalah orangnya
Laki-laki bertubuh mungil dengan gaya khas-nya
Jika memang benar, kan ku katakan walau ragu
Ku buang rasa malu agar tersampaikan isi hatiku

Terima atau tidak aku tak peduli dengan hasilnya
Yang aku tahu, aku jatuh hati sejak saat itu juga
Sejak kau dan aku saling bicara dalam ruang yang sama
Sampai tercipta suatu kata yang ku sebut “Cinta”