Selasa, 28 Maret 2017

Gara-Gara Taehyung

Aku terlalu mencintainya melebihi diriku sendiri. Selalu histeris dalam hati ketika melihat senyum dibibir merah mudanya. Pesona yang dipancarkan seperti tak akan pernah abis dimakan waktu. Aku akan melayang saat dia tertawa menampakan gigi kelinci imutnya. Dan jantungku akan berpacu hebat dikala berpapasan dengannya.

Terik mentari tak membuatku lelah berdiri menatap malaikat yang diturunkan Tuhan di sekolahku. Ku lihat dia sedang duduk di taman seorang diri.

Aku bertanya dalam hati, “Apakah ada seseorang yang sedang ia tunggu? Jika iya, siapa orang itu?” Mataku melihat ke sekitar. “Tak ada siapapun di sini. Kecuali aku dan dia.”

Tak berapa lama, kedua mataku menangkap sosok wanita berlari kecil ke arahnya. Tubuhnya yang ramping ditambah wajah yang begitu cantik jika dibandingkan denganku. Sangat jauh malah. Aku mulai penasaran dengan wanita itu. Ada hubungan apa sebenarnya diantara mereka?

Aku berpura-pura duduk di salah bangku taman juga yang letaknya tak jauh dari mereka. Ku tutupi wajahku dengan novel yang ku pegang sedari tadi. Kedua telingaku, ku pasang lebar-lebar bersiap untuk mendengarkan percakapan mereka. Keterlaluan memang. Bisa-bisanya aku sampai melakukan hal sejauh ini. 

Chagiya~ Kenapa kau lama sekali, hmm? Aku bosan menunggumu sendiri.” 

Aigo~ Kau ini seperti anak kecil.” 

Chagiya? Aku tidak salah dengar kan? Tuhan apa ini? Sejak kapan dia punya hubungan dengan wanita itu?’ Seperti disambar petir di siang bolong. Tubuhku bergetar hebat menahan tangis. Jantungku seperti berhenti berdetak seakan maut telah datang menjemputku. Kenapa aku tidak pernah tahu mengenai hal ini? Bahkan aku sudah bertahun-tahun mengamatinya. Tapi hal seperti ini aku tidak pernah tahu? 

Jungkook ... kenapa kau tega seperti ini! Akulah yang seharusnya berada diposisi itu, bukan wanita itu! Bodoh! Harusnya aku lakukan hal itu sejak dulu. Menyatakan padanya kalau aku benar-benar mencintainya. Sekarang semuanya tak berarti. Penantianku yang panjang harus berakhir menyedihkan. Aku tak kuat lagi melihat kedekatan mereka. Ku putuskan untuk pergi dari tempat itu. Air mataku terus berurai tanpa ampun. Aku tak peduli dengan mereka yang memandangiku dengan tatapan aneh. Kecewa, marah bahkan lebih dari itu. Dadaku mulai terasa sesak. Aku kesulitan untuk bernafas. Tuhan, ini sudah cukup bagiku. Aku rela jika akhirya dia lebih bahagia dengan orang lain. Hatiku sudah ikhlas untuk melepaskan semua impian besarku untuk bersamanya. Walau sebenarnya itu sangatlah tidak mudah. 

                                                                 *** 

Tanganku mulai bergerak merapikan buku-buku di atas mejaku. Aku memasukannya ke dalam tas punggungku. Aku tak peduli lagi dengan pelajaran yang seharusnya aku selesaikan hari ini. Aku memilih untuk pulang menenangkan diri. Aku berjalan cepat menuju pintu kelas. 

Ku langkahkan kakiku pasti. Tentu air mata masih membasahi pipiku dan mataku yang mulai membengkak. Saat aku berjalan di koridor sekolah, tak sengaja mataku bertemu dengan teman sekelasku. Aku segera menundukan wajahku dan mempercepat langkahku. Aku takut dia akan menanyaiku dengan berbagai pertanyaan. Dan benar, dia mulai curiga denganku. Dia langsung menarik tanganku. Memegangnya sangat erat sampai aku meringis kesakitan. 

Ya! Park Junhye!  Siapa yang membuatmu menangis? Apa laki-laki itu lagi yang melakukannya?” Kim Taehyung, teman sekelasku ini mulai menatap tajam mataku dengan pertanyaannya. Aku diam tak merespon. 

“Kau bisu, eoh? Apa perlu aku menghajarnya sekarang? Memberitahu semua padanya?” Tae-hyung benar-benar marah. Wajahnya terlihat sangat emosi. Aku tetap memilih diam. Aku dapat merasakan beberapa pasang mata yang melihat ke arah kami. 

“Junhye-ya! Jawab pertanyaanku kali ini. Aku mohon padamu. Aku tidak tahan melihatmu harus menangisinya seperti ini.”

Air mataku berderai lagi. Aku tak sanggup menceritakan padanya. Aku langsung memeluk pria itu sangat erat. Laki-laki itu-Kim Taehyung-tampaknya dia sangat terkejut dengan tindakanku. Tapi aku tak peduli, aku ingin menumpahkan semua kesedihanku dalam pelukannya.
Aku merasakan tangannya mulai mendekapku ke dalam dada bidangnya. Aku bahkan bisa merasakan detak jantungnya yang berdegup tak karuan. Aku tahu kenapa Taehyung seperti ini. Dia sudah lama menyukaiku, dan selalu mengatakan ingin menjadi pacarku. Tapi aku terus menolaknya. Semua karena laki-laki itu–Jungkook-yang berhasil mengambil hatiku seutuhnya. Kim Taehyung sebenarnya laki-laki yang sangat baik dan juga perhatian padaku. Dia rela menjadi tempat curahan hatiku. Aku memang jahat padanya. Aku selalu menceritakan semua hal tentang Jung-kook dengannya. Sangat bodoh, aku tak pernah memikirkan persaaanya. Aku hanya mementingkan diriku sendiri.
 
Akhirnya, hari ini aku mulai bangun dari sadarku. Aku menyadari bahwa Kim Taehyung-lah yang selama ini  selalu ada untukku. Selalu menghiburku dengan lelucon anehnya. 

“Park Junhye, untuk terakhir kalinya aku mengatakan ini padamu. Apakah kau mau menjadi kekasihku?” Taehyung mengatakan hal itu lagi di depanku. Aku melepaskan pelukanku. Aku menatapnya dalam-dalam. 

“Kau sungguh ingin menjadi namjachingu-ku, Kim Taehyung?” tanyaku untuk memastikan kembali ucapannya. “Aku sungguh-sungguh. Aku berjanji, aku tidak akan mengecewakanmu. Karena aku benar-benar tulus mencintaimu,” aku berpikir sejenak. Menimbang-nimbang keputusan yang akan aku ambil. 

“Kim Taehyung ... aku... aku mau menjadi kekasihmu,” ucapku tanpa ragu sedikitpun dihatiku. Tae-hyung langsung memelukku dan mengecup keningku. Ia menampakan senyuman kahsnya. Aku memukul dadanya pelan. 

Ya! Apa kau tidak malu? Semua orang melihat ke arah kita?” aku sungguh malu dengan tindakannya. Aku yakin wajahku memerah sekarang. Tapi, dia hanya tersenyum lebar. Membuatku semakin kesal saja. 

“Aku tidak peduli. Sekarang aku sangat bahagia. Akhirnya kau membuka hatimu untukku. Jadi tunggu apa lagi, ayo kita kembali ke kelas, sebentar lagi bel masuk.” Taehyung menggandeng tanganku. Aku hanya mengangguk mengikutinya. Sepanjang langkahku, Taehyung menggenggam tanganku erat. Aku bisa merasakan cinta yang tulus dari tatapan matanya.

Rencanaku untuk pulang telah gagal karena lelaki itu. Hatiku yang awalnya sangat hancur dan sakit, menghilang sekejap karenanya. Ya, lelaki yang baru saja menjadi kekasihku. Kini semuanya seakan terbayar sudah. Karena kehadirannya yang menggantikan seseorang yang pernah ada dalam hatiku. Aku harus melupakannya mulai detik ini. Akan ku mulai hidupku yang baru bersamanya. Gomawo-yo Kim Taehyung ....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar