Menatap
keluar dari balik jendela yang membatasi
Ah...
aku menanti kehadiranmu melintasi ruangan ini
Untuk
melihat walau sekejap namun berarti
Ku
berdiri di depan ruang tempat ku menatapmu dari jauh
Tak
masalah bagiku, jika mataku masih bisa melihatmu
Lantai
dua, tempat ku untuk memperhatikan gerak-gerikmu
Sudah
lama, sejak kaki kali pertama menginjak tempat yang sama dengamu
Ada
debar setiap kali kedua manik mataku menangkap sosokmu
Tak
jarang mata kita saling bertemu dan beradu
Sering
pula detak jantungku berpacu kala berpapasan denganmu
Menunduk
malu, karena tak ada keberanian menatapmu sedekat itu
Sihir
apa yang kau gunakan sampai aku tak bisa berpaling darimu?
Begitu
besarkah pesonamu hingga berhasil membuatku memujamu?
Apakah
ini tanda-tandanya aku menyukaimu
atau
mungkin akan lebih dari ini?
Jangan
katakan kalau akhirnya ada rasa selain suka
Cinta
misalnya...
Cinta
yang bersemi di bangku kuliah
Jika
iya, aku tak kan mengelak lagi
Mungkinkah
hatiku telah terpaut olehmu?
Tak
terbayang jika kau adalah orangnya
Laki-laki
bertubuh mungil dengan gaya khas-nya
Jika
memang benar, kan ku katakan walau ragu
Ku
buang rasa malu agar tersampaikan isi hatiku
Terima
atau tidak aku tak peduli dengan hasilnya
Yang
aku tahu, aku jatuh hati sejak saat itu juga
Sejak
kau dan aku saling bicara dalam ruang yang sama
Sampai
tercipta suatu kata yang ku sebut “Cinta”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar