Selasa, 28 Maret 2017

Toko Bungan Nam Ji Hyun

cr. AliyyahSipguArt


“Kenapa dengan wajahmu? Dipecat lagi? Ternyata wajah tampanmu tidak sebaik nasibmu,” ucap temannya diselingi tawa kecil.
Jeon Jungkook, mantan artis terkenal di Korea Selatan. Semuanya bermula dari seorang fans wanitanya yang mengaku telah dilecehkan oleh Jungkook. Sejak berita itu mencuat di internet, banyak netizen yang berkomentar negatif bahkan mengecam tindakan yang dilakukannya.
“Berhenti mengejekku. Setidaknya aku telah berusaha. Wah, kebetulan. Kau tahu saja kalau aku sedang lapar.” Jungkook langsung mengambil sumpitnya dan menyantap dengan lahap ramyun yang dimasak oleh temannya.
“Apa kau sangat lapar mantan artis Jeon Jungkook?” ejek temannya itu. Jungkook mendelikkan matanya. Ia sangat sensitif jika mendengar kata tersebut.
“Oh, iya, kebetulan ada tempat kerja yang sedang memerlukan pegawai. Ini alamatnya. Kau bisa datang besok pagi ke sana.” Juhee, menyodorkoan alamat itu pada Jungkook.
“Toko bunga?” gumam Jungkook. Lalu ia melirik Juhee yang sedang makan.
“Apa kau tidak salah memberikan pekerjaan ini padaku? Pekerjaan ini seharusnya dikerjakan oleh wanita bukan laki-laki sepertiku,” protesnya.
“Hei, kau ini. Aku sudah berbaik hati memberikan pekerjaan untukmu, kenapa kau tidak berterima kasih padaku?” Jungkook kemudian tersenyum manis sambil mendekatkan tubuhnya pada Juhee. Juhee yang merasa risih, mendorongnya untuk menjauh.
“Menyingkirlah dariku! Berhenti memasang wajah seperti itu, sangat menjijikan!”
***

Kurang lebih 1 jam, Jungkook menempuh perjalanan dari rumahnya. Dia berdiri memandangi toko bunga tersebut.
“Benarkah aku akan bekerja di tempat ini? Tapi tidak apa-apa. Ini kesempatan yang tidak datang dua kali.”
Jungkook melangkah ragu untuk masuk ke toko tersebut. Sampai di depan pintu toko, ia masih berdiri memikirkan kembali apakah ia akan benar-benar bekerja di tempat itu.
KLENTENG!!!
Suara lonceng yang terdapat di atas pintu toko berbunyi, untuk menandakan adanya pembeli yang datang.
“Pagi, selamat datang di Toko Bunga Jihyun!”
Sambutan hangat menggema ditelinga Jungkook. Dilihatnya seorang gadis menyapa dengan manis. Rambut panjang yang tergerai indah menambah kecantikkannya.
Jungkook membalas senyuman gadis itu. Ia terpaku akan pesona yang dipancarkan gadis tersebut.
“Ada yang bisa saya bantu? Anda sedang mencari mawar apa?” tanya gadis itu. Jungkook masih tak sadar dengan senyum masih terpatri diwajahnya.
“Maaf, Anda tidak apa-apa?” tanyanya lagi.
 “Ma.. maaf. Tadi kau bertanya apa?” Jungkook tersadar dari lamuanannya. Dia terlihat salah tingkah dan kikuk.
“Anda sedang mencari mawar apa?” Gadis itu mengulangi pertanyaannya.
“Ah.. Benarkah toko ini sedang mencari pegawai? Aku ingin bekerja di tempat ini. Bisakah aku bertemu dengan pemilik toko bunga ini?”
“Aku pemilik toko bunga ini. Namaku Nam Jihyun, kau bisa memanggilku Jihyun.”
Jungkook terlihat kaget, ternyata gadis yang sedari tadi berbicara dengannya adalah pemiliki toko bunga tersebut.
“Jadi Anda pemilik toko ini? Maaf, apakah Anda menerima pegawai? Aku sedang membutuhkan pekerjaan.”
“Tentu, aku butuh seseorang untuk mengantarkan pesanan bunga dari pelangganku. Selama ini akulah yang mengantarkan pesanan bunga untuk mereka. Kau bisa mulai bekerja hari ini.”
“Ha.. hari ini?” tanya Jungkook untuk memastikan kembali.
“Ya, hari ini. Nah, sekarang tolong antarkan bunga mawar putih dan kuning ini. Ini alamatnya.”
Jungkook menerima dua buket bunga yang diberikan oleh Jihyun. Dia masih tak percaya harus menjadi pengantar bunga. Ia tak pernah membayangkan pekerjaan ini sebelumnya.
“Lalu bagaimana aku mengantarkan bunga ini?”
“Kau menggunakan sepeda yang ada di depan toko.”
Lagi-lagi Jungkook dibuat tak percaya dengan perkataan gadis itu. Ia belum pernah sama sekali menaiki sepeda. Jungkook merasa cemas jika bunga ini tidak sampai pada pelanggan yang dimaksud Jihyun. Mungkin, ia akan mendapat kata “pecat” lagi kali ini.
“Sepeda? Kenapa tidak menggunakan motor saja? Itu akan menghemat waktu dan pesanan akan cepat sampai,” Jungkook berasalan.
“Di tokoku memang seperti itu. Apa ... kau tidak bisa menaiki sepeda?” tanya Jihyun mulai menyelidik.
“A.. aku, tentu aku bisa. Jangan khawatir, aku akan mengantar bunga ini lebih cepat dari yang kau kira. Baiklah, kalau begitu aku pergi dulu.”
Jungkook melihat sepeda yang berwarna putih lengkap dengan keranjang di depannya. Ia mengacak rambutnya saat melihat sepeda itu.
“Aku harus mengantar bunga? Aish! Bagaimana caranya aku menaiki sepeda ini?” Jungkook meletakkan kedua bunga mawar tersebut di keranjang, dan mencoba untuk menaiki sepeda itu. Ia terlihat kesusahan saat mengayuh pedalnya.
“Oh, Tuhan... apakah ini balasan untuk makhluk setampan diriku? Ini terlalu sulit untukku,” keluhnya. Tapi tetap saja Jungkook akan mengantarkan bunga tersebut.
***

Entah berapa kali Jungkook harus terjatuh dari sepedanya. Gadis-gadis yang tengah berjalan, menahan tawa saat melihatnya. Jungkook hanya bisa menundukkan kepala menutupi malu.
“Bahkan aku belum pernah ditertawakan seperti ini. Dasar mawar pembawa sial! Gara-gara kau, aku harus menerima ini semua.
Jungkook menghembuskan nafasnya pelan-pelan. “Sabar Jungkook, ini demi Jihyun dan pekerjaanmu.” Dengan pasrah ia menuntun sepeda itu sampai ke tempat tujuan.
Keringat mengucur dari dalam tubuhnya, membuat kemeja yang dia gunakan basah. Cuaca hari ini memang cukup panas. Tapi, pesanan bunga mawar itu harus segera sampai.
Setengah jam sudah Jungkook menuntun sepedanya, dan tibalah ia di rumah pelanggan Jihyun.
“Permisi! Aku pengantar bunga dari Toko Jihyun!”
Tak menunggu waktu lama, sang pemilik rumah keluar membuka pintu gerbangnya.
“Kenapa lama sekali. Bungaku.. Hei! Apa yang kau lakukan dengan bungaku? Aku tidak mau menerimanya. Katakan pada Jihyun, aku ingin dia yang mengantar bunganya dan gantikan dengan yang baru,” pelanggan itu memarahi Jungkook karena mawar yang dipesannya telah rusak.
“Tapi nyonya, itu ...” pelanggan tersebut langsung masuk ke rumah. Jungkook sangat kesal. Ia tak berhenti mengumpat tentang pelanggan tersebut.
***

Jungkook tidak tahu harus berkata apa pada Jihyun. Ia harus membawa kembali bunga mawar itu. Sudah terlihat layu seperti suasana hatinya.
Saat kembali ke toko pun, Jungkook kembali menuntun sepeda itu. Di bawah terik matahari, Jungkook harus berjuang untuk sampai ke toko. Ini pengalaman yang tidak akan ia lupakan sepanjang hidupnya.
Jungkook melambatkan langkahnya saat sampai di toko. Ia melihat Jihyun sedang menata bunga mawar yang berada di depan tokonya.
Tak disangka, Jihyun melihat ke arahnya. Dengan cepat Jungkook memalingkan wajahnya sambil berjalan mendekat ke toko. Jihyun menatap aneh, kenapa Jungkook membawa kembali bunganya. “Bunganya, kenapa dibawa kembali? Apakah dia tidak berada di rumah?”
Jungkook semakin menundukkan kepala. “Kau boleh memecatku Jihyun. Maafkan aku tidak bekerja dengan baik. Aku merusak bunganya.”
 “Jangan sedih seperti itu. Aku tahu, kau tidak bisa naik sepeda, kan? Aku melihatmu dari dalam saat kau pergi mengantar bunga. Tapi, kau pasti akan malu jika kau tahu tentang itu. Makanya aku tidak menolongmu,” jelasnya. Jungkook benar-benar malu sekarang.
“Baiklah, sekarang ayo kita antar bersama bunga mawar baru untuknya. Apa kau mau?” ajak Jihyun. Jungkook mengernyitkan keningnya. Jika Jihyun mengajaknya, maka Jungkook harus membonceng Jihyun. Jungkook tidak mau jika gadis itu harus terluka karena dirinya.
“Tapi, aku kan tidak bisa naik sepeda. Apa kau akan memboncengku?” pertanyaan Jungkook membuat Jihyun tertawa. Itu semakin membuat Jungkook malu dan merasa bodoh akan pertanyaannya.
“Aku akan mengajarimu.”
Sebelum mengantar bunga, Jihyun mengajari Jungkook berlatih sepeda. Dengan telaten dan penuh kesabaran Jihyun mengajari Jungkook sampai dia berhasil menyeimbangkan tubuhnya dengan sepeda. Perlahan Jungkook mulai bisa mengendalikan sepedanya.
“Sekarang apa kau siap?” Jungkook menggangguk ragu. Tapi dia yakin bisa.
Jihyun sudah berada diboncengan dengan membawa bunga sementara Jungkook siap untuk mengayuh sepeda. Tangan Jihyun melingkar dipinggang Jungkook membuat laki-laki itu semakin tidak konsentrasi dengan sepedanya.
Awalnya, Jungkook sangat kesulitan karena ia tidak lagi membawa bunga tapi seorang gadis pemilik toko bunga mawar tempatnya bekerja.
“Pegangan yang erat Jihyun. Aku takut kau akan terjatuh nanti.” Jihyun menuruti apa yang dikatakan Jungkook.
Perlahan sepeda yang mereka naiki mulai berjalan. Jihyun yang berada diboncengan mulai cemas.
“Jungkook konsentrasi. Pelan-pelan saja,” kata Jihyun. Jungkook kembali mengayuh sepeda itu semakin lama semakin lancar ia membawanya.
“Jungkook, kau berhasil!” Jihyun kegirangan.
Jungkook lupa kalau ia sedang membawa Jihyun. Ia bertepuk tangan melespaskan stang. “Ya, Jihyun aku bisa!” ucapnya tak kalah senang. “Jungkook, sepedanya!” Jihyun berteriak.
Jungkook dan Jihyun tertawa lepas akan tingkah mereka. Diiringi dengan candaan Jungkook yang membuat Jihyun tak berhenti tertawa. Laki-laki itu meralat kata-katanya akan bunga mawar yang membuatnya sial, tapi kini bunga mawar itu membawa keberuntungan yang tak terduga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar